Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ribuan Warga Pati Tuntut Bupati Lengser, DPRD sepakat Gunakan Hak Angket

Rabu, 13 Agustus 2025 | 20.04 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-13T13:04:52Z

Pati-Unjuk rasa yang dihadiri ribuan warga di depan kantor Bupati Pati, Rabu (13/08), diwarnai kericuhan dan tembakan gas air mata. Bersamaan dengan itu, delapan fraksi di DPRD Pati sepakat menggelar hak angket terkait kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang berujung tuntutan agar Sudewo, orang nomor satu di kabupaten itu, mundur.
Meski demikian, Sudewo menolak memenuhi tuntutan demonstran untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Sejak Rabu subuh tadi, warga dari berbagai wilayah mulai memadati kawasan Alun-alun Pati.

Beberapa kali terdengar teriakan dari kelompok warga itu, "Bupati Pati Sudewo harus lengser" yang diikuti seruan bersama.

Sekitar pukul 11.00 WIB, ketegangan kecil terjadi antara warga dan aparat kepolisian di sekitar alun-alun.

Sejumlah barang, seperti botol minuman, tiang bendera, hingga sendal, terlihat dilempar dari arah pengunjuk rasa ke arah polisi.

Warga kecewa karena Bupati Pati Sudewo maupun perwakilan dari pemerintah kabupaten tidak kunjung menemui mereka.
Kekesalahan massa kian tak terbendung. Mereka akhirnya secara perlahan masuk dan mendobrak gerbang kantor Bupati.
Aparat merespons situasi itu dengan menyemprotkan meriam air ke arah warga.

Puncaknya, sekitar pukul 12.00 WIB, polisi melepaskan tembakan gas air mata ke kerumunan warga. Mereka lantas berhamburan untuk menghindari gas tersebut.

Akibat dari tindakan kepolisian itu, sejumlah warga, di antaranya perempuan dan anak-anak, dilarikan ke rumah sakit.

Korban luka dalam unjuk rasa dilaporkan mencapai 33 orang. Seluruhnya kini dirawat di RSUD RAA Soewondo, kata Direktur RSUD, Rini Susilowati.

Menurut Rini, seluruh korban mengalami luka ringan dan kondisinya stabil.
Kartini, warga yang terkena gas air mata, bilang bahwa matanya perih dan dia mengalami sesak napas.
"Tolong, Pak polisi, jangan pakai gas air mata, mata ini sakit, napas sesak, ya Allah, sesak sekali," kata Kartini.
"Saya sampai nangis, padahal kena sedikit, gimana kalau banyak?" ucap Kartini, yang matanya terlihat memerah.
Perempuan 56 tahun ini berkata telah mendengar "banyak sekali" tembakan gas air mata. Dia meminta polisi menghentikan tembakan itu karena "banyak anak dan perempuan" di tengah kerumuman pengunjuk rasa.

Warga Pati lainnya, Ario Adisaputra, datang bersama beberapa rekannya dengan menumpang truk.

Mengenakan topi caping dan kacamata, pemuda 24 tahun ini mendukung penggulingan Bupati Sudewo dari jabatannya.

"Sudewo harus lengser karena tidak mengayomi masyarakat sama sekali. Kami tidak perlu dipimpin orang pekok," ucapnya.
Retno, penjual roti dari Pati, juga menuntut Bupati Sadewo mundur.

"Sadewo harus lengser karena dia sombong sekali, semena-mena dengan rakyat kecil."

Perempuan 57 tahun ini mengatakan, meskipun keputusan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250% telah dibatalkan, tapi baginya, Sudewo sudah terlanjur menyakiti hati rakyat.

Dia juga menilai Sudewo mengingkari janji saat kampanye dulu yang berpihak pada rakyat.

"Kami dibohongi, tidak sesuai dengan janji kampanye," ujarnya.
"Saya datang ke sini, murni dari hari, tidak ditunggangi siapa pun. Saya kan tetap di sini, sampai selesai," kata Retno.

Sumber:Beberapa media online dan media sosial dan beberapa lainya
×
Berita Terbaru Update