Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Anak Kepling Meninggal Ditikam saat Pantau Debit Air Sungai

Selasa, 16 Desember 2025 | 08.49 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-16T01:49:10Z
Sunggal-Kisah tragis menimpa Iwan Lesamana (47), Kepala Lingkungan (Kepling) XI, Kecamatan Medan Sunggal, setelah anak pertamanya, Rio Ade Nugraha (20), meninggal ditikam oleh seorang pria yang merupakan mantan warga lingkungannya.

Rio menjadi korban penusukan pelaku bernama Arief Al Kurniawan tepat di bagian dada dan ulu hati, pada Rabu (10/12/2025) sekitar pukul 22.30 WIB.

#Kronologi di Malam Kejadian, dari Cekcok ke Penikaman

1. Menurut Kepling Iwan Lesamana (foto) dan warga, cekcok dipicu oleh teguran Rio kepada Arief. Arief yang merupakan mantan warga Lingkungan XI sering kembali ke kampung dan meresahkan.

"Tolonglah, Rif, jangan berbuat yang tidak-tidak di kampung ini, karena kan Bapakku Kepala Lingkungan," tiru Iwan, mengulang teguran Rio.

Warga setempat, Orita Hutauruk, membenarkan bahwa Arief dikenal sering menipu tukang becak motor (Bentor) dan driver ojek online (Ojol) tanpa membayar.

"Jadi, si Rio ini bilang, 'Bang, jangan kayak gitu. Bayarlah, kasihan orang tua.' Dari situlah mulai ada cekcok-cekcoknya," ucap Orita. Rio kemudian menyuruh Arief pergi: "Sanalah, jangan kemari, jangan bikin rusuh di kampung ini. Bapakku Kepling, hargailah."

2. Malam itu, sekitar pukul 23.00 WIB, Rio bersama temannya berkumpul di dekat rumahnya, lalu berpindah tempat ke pinggir sungai untuk mengecek debit air. Rupanya, di sana Rio kembali berpapasan dengan Arief dan menyuruhnya pergi.

Menurut keterangan Orita, Arief yang mengeyel memicu pertengkaran. Adik Rio yang nomor tiga sempat mendengar keributan dan mencoba membantu, namun sempat dipisah. Setelah dipisah, keduanya kembali terlibat duel berduel. Rio mengajak berkelahi adu pukulan, tetapi Arief ternyata membawa senjata tajam.

"Darahnya ini, sudah banyak lah. Saya pun tidak berani (mendekat). Mungkin entah kehabisan darah dia makanya jatuh," kata Orita.

3. Rio yang terluka parah berlari ke depan rumah neneknya untuk meminta pertolongan.

"Nek, Nek, Nek! Saya dengar sama beberapa warga langsung keluar. Saya lihat, korban memegang di bagian dada tepatnya di ulu hatinya," tutur Orita.

Saat ditanya, Rio menjawab, "Aku ditikam Arief, Bu,". Orita pun langsung memanggil Kepling Iwan: "Pak Kep, Pak Kep, anakmu ditikam!" 
 
Iwan Lesamana, yang sudah terlelap tidur, terbangun mendengar suara keributan di depan rumahnya dan suara samar-samar anak kedua yang mengatakan Rio ditikam Arief.

Iwan pun langsung mengejar pelaku.

"Di situ saya langsung bangun dan bereaksi. Pas tetangga saya (Bu Orita) ini bilang 'Kepung si Arief', saya tidak menuju anak saya lagi, langsung saya ke jalan PDAM Tirtanadi, bersama warga mengejar si pelaku," ujar Kepling Iwan.

Iwan melihat Arief mencoba melarikan diri menggunakan ojek online. Saat menunggu Ojol, pelaku sempat membersihkan darah dari tangannya. Iwan dan warga langsung menangkapnya di sana. 
 
"Saat diamankan, senjata tajam yang digunakan pelaku sudah tidak ada lagi. Sempat dibuang. Tapi warga mendapatkannya di sela-sela tiang listrik. Sajamnya itu berbentuk keris, gagangnya seperti payung," ungkap Iwan.

Rio meninggal dunia saat dibawa ke Rumah Sakit Bina Kasih. Sementara pelaku sempat menjadi sasaran amuk massa.

"Di situ saya takut jadinya, langsung saya antar ke Polsek Sunggal. Iya, saya sendiri yang mengantar," lanjut Iwan, yang berharap agar pelaku dihukum seadil-adilnya dan seberat-beratnya.

Iwan Lesamana mendeskripsikan Arief sebagai seorang preman yang kerap membuat onar.

"Banyak laporan yang masuk ke saya. Cuma belum ada yang berani melapor (polisi)," kata Iwan, menyebut Arief sering mengambil HP, mencuri, bahkan mencuri sepeda motor milik orang.

Sementara korban, Rio Ade Nugraha, adalah anak pertama dari empat bersaudara. Ia dikenal sebagai pemuda yang sering berada di rumah karena tidak memiliki pekerjaan tetap. Sang ayah sering mengajaknya bekerja sampingan, seperti memotong pohon dan mengangkat kayu.

Pada malam tahlilan pertama, pihak keluarga pelaku yang diwakili kakak kandungnya mendatangi kediaman korban dan menyampaikan permintaan maaf atas perbuatan yang dilakukan Arief. (Sumber:Tribun Medan) dan posmetro 

×
Berita Terbaru Update